Langsung ke konten utama

The journey



Masih kuingat jelas bagaimana kali pertama kita berpetualang bersama.
Melukiskan harap dan segala kisah indah didalamnya.
Kita menjadi manusia paling bahagia.
Berbagi tawa tanpa jeda.

Waktu cepat sekali berlalu saat bersamamu.
Tak terasa, sudah memasuki tahun ke 2 perjalanan ini.
Tentu nggak mudah untuk dilewati.
Acapkali kita berselisih. Menyatukan dua isi kepala yang berbeda.

Saat ingin menyerah, selalu ada alasan untuk tetap singgah.
Mengokohkan hati untuk tetap sabar dalam penantian.

Entah bagaimana nanti. Apakah kamu yang akan menjadi akhir dari pencarian ini, atau kamu hanya akan menjadi pelajaran paling berharga yang tuhan kirimkan dalam hidupku.
Waktu yang akan menjawab semuanya. 

Kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi didepan. Kita hanya bisa meminta pada semesta untuk memberi apa yang kita pinta.
Tetapi, jika pada akhirnya bukan kamu, aku selalu percaya bahwa tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya. 
Kamu pun harus yakin akan hal itu. 










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Juli terakhir

Nggatau kenapa tiba-tiba ingin saja menuliskannya disini.  Aku sendiri ngga pernah berharap kamu akan membacanya.  Karen aku yakin, senja lebih dulu menyampaikan semuanya padamu. _ _ Untuk segala bahagia, aku bersyukur pernah merasakannya. Terlebih itu karenamu Aku beruntung mendapatkannya. Dan untuk segala tangis, aku akan tetap mensyukurinya.  Aku bisa sekuat sekarang sebab luka yang kau beri. Nggapapa, jika pada akhirnya airmata yang menjadi salam perpisahan kita.  Andai. Ah tidak, harusnya kata 'andai' tak pernah kutulis disini.  Semua memang sudah kehendak-Nya. Kita hanya bidak yang dijalankan semesta.  Memiliki ngga harus menjadi satu bukan?  Ngga kerasa, air mata itu kembali memaksa turun dari retinaku.  Maaf, tak bisa memenuhi permintaanmu untuk tidak menangis lagi. Ini intuisi. Meski sakitnya tak separah ketika pertama kali terluka, tapi tetap saja perih rasanya.  Kepada juli, dan kepada kota kelahiranmu, aku titip senjaku ya.  Tolong selalu beri dia kebahagiaan.  Tolo

Musafir

Menapaki perjalanan ditengah ingar-bingar dunia. Mengecap nikmat yang terkadang melenakan padahal hanya sementara. Kita adalah musafir. Tak pernah absen dari rasa getir dan khawatir.  Kita kadang lupa tentang esensi manusia diciptakan. Tidak paham tentang perjalanan panjang dalam sketsa. Bukan seberapa jauh kita menapaki bumi. Tapi ini tentang apa yang kita dapat selama ini. Sadarkah bahwa kita akan pulang? Lantas tidak inginkah membuat petualangan ini menjadi berarti? Kisah lampau harusnya bisa dijadikan pelajaran. Peta kita,  Al-Quran harusnya bisa menggetarkan hati tatkala ayat-ayatnya di lafadzkan. Tetapi, hiruk pikuk dunia seakan mematikan rasa. Harus sampai kapan perjalanan seperti ini yang kita lanjutkan? Tidak inginkah lelah ini menjadi lillah? Sungguh merugi jika apa yang kita tanam selama ini tidak dapat membawa kebermanfaatan pada diri sendiri apalagi orang lain. Jangan sesali perjalanan kita kemarin. Bergegaslah! Mulailah hari ini memperbaiki semuanya